Resiliensi Akomodasi dan Sosial Kapital Pendidikan Islam Salafi-Wahabi Pasca Orde Baru di Lombok

Rp92,000.00

Category:

Judul Buku :
Resiliensi Akomodasi dan Sosial Kapital Pendidikan Islam Salafi-Wahabi Pasca Orde Baru di Lombok

Penulis :
Dr. Muharir, M.Pd.I

ISBN : 978-623-8039-49-4
Cetakan Pertama : Desember 2022
Ukuran Buku : 15 x 23 cm (UNESCO)
Jumlah Halaman : 242 Halaman
Penerbit : Diva Pustaka

Sinopsis :
Proses sosiologis dan mobilitas sosial yang sedang berlangsung di kalangan umat Islam, telah melahirkan kelas menengah muslim yang membutuhkan identitas keagamaan. Fenomena ini telah melahirkan dukungan terhadap eksistensi pendidikan Salafi-Wahabi yang semakin meluas di tengah keragaman pendidikan Islam mainstream di Lombok.
Kehadiran Lembaga pendidikan Islam Salafi-Wahabi dengan model sekolah Islam terpadu, merupakan trend baru dalam konteks pendidikan Islam di Lombok. Persebaran pendidikan Islam Salafi-Wahabi yang semakin meluas, telah dijadikan sebagai wadah refroduksi profonen Salafi-Wahabi, sebagai upaya untuk menopang keberlangsungan dakwah dengan corak purifikatif pada masa masa yang akan datang di pulau seribu masjid.
Resiliensi pendidikan Salafi-Wahabi di Lombok telah ditopang oleh modal financaial, sosial bonding, sosial lingking, brending kurikulum, subdigital kultur, dan model dakwah milineal, dengan menyasar komunitas yang tidak terdidik dengan kultur pesantren. Dengan modal sosial yang dimiliki, pendidikan Salafi-Wahabi terus meresilien diri dari resistensi komunitas mainstream. Perkembangan pendidikan Islam Salafi-Wahabi di tengah resistensi komunitas mainstream Pasca Orde Baru, merupakan fenomena sosologis-antropologis yang sangat menarik bagai kalangan akademisi, peneliti atau pemerhati pendidikan Islam di Lombok.
Buku ini dihajatkan sebagai upaya untuk menambah khazanah wacana keilmuan pendidikan Islam Salafi-Wahabi di Lombok. Kemunculan pendidikan Salafi-Wahabi di Lombok Pasca Orde Baru, telah memberikan dinamika terhadap penguatan kontestasi dengan lembaga pendidikan komunitas mainstream seperti, NW dan NU. Kontestasi ideologi keagamaan kemudian merambah pada lembaga pendidikan, sebagai upaya merebut ruang bereksistensi untuk menopang keberlangsungan ideologi keagamaan di masa-masa yang akan datang.

Punya pertanyaan? Hubungi Kami