Judul Buku :
Aneka Manfaat Ekstrak Polifenol Buah Delima : Studi Pemanfaan Delima dalam Dunia Kesehatan dan Pembuatan WINE
Penulis :
Sonya Titin Marlina Nge, S.Pd.,M.Si
ISBN : 978-623-8039-15-9
Cetakan Pertama : November 2022
Ukuran Buku : 15 x 23 cm (UNESCO)
Jumlah Halaman : 62 Halaman
Penerbit : Diva Pustaka
Sinopsis :
Buku ini menyajikan gambaran tentang senyawa bioaktif, kandungan, fisiologis buah, sifat fungsional dan kesehatan dari buah Delima (Punica granatum L.). Buah Delima banyak dikonsumsi sebagai buah segar dan dapat dijadikan berbagai olahan. Penggunaan buah delima telah dilakukan dari zaman dahulu, serta laporan mengenai manfaat kesehatan tercatat dalam sejarah yang panjang. Uji in vitro dan in vivo telah menunjukkan bagaimana buah ini bertindak sebagai antioksidan, antidiabetes, dan hipolipidemik serta menunjukkan aktivitas antikarsinogenik antibakteri, antiinflamasi, antivirus, dan kesehatan mulut.
Sifat antioksidan buah delima terbukti efektif dapat mengikat radikal bebas dan efeknya secara signifikan lebih unggul dibandingkan dengan ekstrak dari buah-buahan lainnya. Senyawa polifenol dalam delima terutama elagitanin (yang terhidrolisis), antosianin, galotanin, dan asam elagik dapat menjaga kesehatan kulit dari pengaruh radikal bebas akibat radiasi sinar UV, memiliki kemampuan dalam mensintesis kolesterol, menghancurkan zat radikal bebas yang ada di dalam sistem pembuluh darah manusia.
Ekstrak polifenol dan senyawa lain dalam buah delima juga memiliki aktivitas antiproliferasi, proapoptosis, dan antiinflamasi pada sejumlah kanker. Punikalagin dari delima dapat mencegah kanker payudara, kanker prostat dengan dosis terapi yaitu 240ml/hari. Punikalagin yang adalah tanin terhidrolisis merupakan komponen utama dalam ektrak buah delima yang bertanggung jawab sebagai antioksidan kuat yang dapat menghambat proliferasi, angiogenesis, metastasis dan epitel mesenkim transisi, dapat meningkatkan adhesi sel, dan menurunkan migrasi sel. Punikalagin memiliki berat molekul terbesar dalam polifenol,dan ditemukan dalam bentuk α dan β dalam buah delima. Punikalagin larut dalam air dan memiliki struktur isomer 2,3,-(s)-heksahidroksidifenoil-4,6- (s,s)-galagil-d-glukosa.
Lebih lanjut buku ini membahas pemanfaatan ekstrak polifenol delima dalam pembuatan wine yang dipaudkan dengan pisang. Wine dibuat dalam 4 perlakuan berbeda berdasarkan % ekstrak buah delima: pisang, yakni berturut-turut dalam rasio: 75:25; 62,5:37,5; 50:50; dan 0:100 (kontrol). Konsentrasi etanol dan citarasa dipakai sebagai kriteria kualitas wine, dan diukur menggunakan kromatografi gas untuk etanol, dan uji organoleptik untuk citarasa. Pengukuran konsentrasi polifenol total dan identifikasi ragam jenis polifenol menggunakan kromatografi cair kinerja-tinggi (KCKT) (HPLC) dan diperbadingkan dengan acuan sekunder. Hasil penelitian menunjukkan bahwa wine dengan jumlah ekstrak delima yang makin tinggi maka makin banyak pula kandungan polifenol totalnya. Identifikasi jenis polifenol menggunakan HPLC didapati bahwa wine dengan rasio ekstrak buah delima:pisang berturut-turut 75:25; 62,5:37,5; 50:50; dan 0:100 secara berturut-turut pula terdeteksi 41, 42, 42, dan 22 sinyal dengan waktu tambat berbeda-beda. Jenis polifenol dominan pada wine yang ditambah delima adalah galloyl-hexoxide, asam ferulat, asam klorogenat, asam galat, asam kafeat, katekin, epikatekin, punikalagin α, punikalagin β, dan asam elagik. Sebaliknya, naringenin, quercetin-deoxyhexose, and rutin ada secara eksklusif pada perlakuan kontrol.